Membunuh Keinginan
Yang kuliah ingin nilainya bagus, yang jomblo pengen dapet pacar yang cakep, yang sudah bekerja pengen gajinya naek biar tiap bulan bisa menabung buat beli hp baru, yang punya usaha pengen untung lebih banyak supaya bisa kredit mobil, konglomerat ingin meluaskan usahanya agar hartanya lebih banyak lagi. Terlalu banyak keinginan manusia di dunia ini, kalau ada 5 milyar manusia, berarti minimal ada 5 milyar keinginan, dan kalau masing-masing punya dua keinginan saja sudah ada 10 milyar (pasti lu nanya kapan gua punya duit sebanyak itu?)
Sampai dimana keinginan kita ini akan berhenti? ini juga yang sering gua tanyain ke gua sendiri. So, set a realistic goal, setting a realistic goal and able to achieve it is better. Sukur-sukur kalau kita bisa mendapat apa yang menjadi goal kita, misalnya seorang mahasiswa yang mimpi jadi konglomerat, tapi alangkah malangnya kita kalau sebelum keinginan itu tercapai malahan kita sudah dipaksa meninggalkan dunia (hahaha tentu jarang sekali orang yang dengan sukarela meninggalkan dunia). Seluruh hidup abis buat berusaha mencapainya, bayangkan kalau kita keburu mokat duluan? Seorang atlet lebih beruntung dalam hal ini, karna mereka mempunyai goal yang telah dibuat untuk mereka, juara di daerah, lalu nasional kemudian dunia. Tapi alangkah egoisnya manusia kalau sebelum menjadi kampiun di daerah tapi pengen jadi juara dunia. Itulah yang banyak terjadi di kehidupan dalam bidang yang laen.
Rezim kapitalise dunia telah membelokkan bahkan membuang arti hidup ini. Terlalu banyak keinginan manusia yang diciptakan oleh sistem kapitalisme dunia. Perlu contoh? dari kecil kita lahir, menangis, belajar bicara, belajar jalan sampai umurnya masuk ke sekolah. Nah dari sekolah ini mulai rezim kapitalis membentuk persepsi-persepsi. Bayangkan dari sd sampai lulus sekolah lanjutan, berapa tahun kita sibuk dengan sekolah.
Setelah lulus sarjana, sebagian kecil meneruskan menjadi ilmuwan, sebagian kecil yang lebih beruntung bisa mendirikan perusahaan, sebagian yang kurang beruntung akan menjadi pengangguran, tetapi bagian paling besar dari sarjana adalah bekerja untuk orang lain.
Apa yang harus kita lakukan adalah mengubah persepsi, tetaplah berusaha, tetapi jangan pertaruhkan seluruh hidup untuk tujuan yang belum tentu tercapai. Kegagalan adalah manusiawi, tidak ada manusia yang selalu berhasil dalam usahanya. Ini sama seperti berjudi, semakin besar taruhan yang anda pasang, semakin besar pula resikonya.
Set your goal, itu salah satu hal terpenting dalam hidup ini.
So what's the point?
membunuh keinginan bukanlah membunuh tujuan hidup kita, tapi buatlah secara bertahap, dan dalam tiap tahapan ini kita harus gagal! karna dari kegagalan ini kita bisa mempersiapkan sukses selanjutnya dan siap untuk menghadapi kegagalan berikutnya.
Jadi bunuhlah keinginan yang terlalu jauh, hidup hari ini dan mempersiapkan diri untuk besok lebih baik daripada berharap ada emas dibawah tempat tidur kita kan?
No comments:
Post a Comment